OLEH
:
NI WAYAN EKA DAMA YANTI
1
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Imunisasi
pada Bayi.
Dalam menyelesaikan makalah ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu ucapan terima kasih saya
sampaikan kepada keluarga tercinta atas dukungannya, orang-orang terdekat atas
pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput
dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan “tiada gading yang tak retak,
dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Badung,
27 Nopember 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL …………………………………………………………………….1
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………….5
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………..6
1.3 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………6
1.4 Metode
Penulisan…………………………………………………………………….7
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Imunisasi…………………………………………………………………8
2.2
Tujuan Imunisasi……………………………………………………………………..9
2.3
Jenis-jenis Imunisasi………………………………………………………………….9
2.4
Macam-macam Imunisasi…………………………………………………………...11
2.5
Penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi…………………………………....17
2.6
Pemberian Imunisasi menurut WHO………………………………………………..19
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………..23
3
3.2 Saran……………………………………………………………………………….23 DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan
gizi yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang
konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu
pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat
merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis , difteri, pertussis,
tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan
imunisasi adalah pencegahan penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan
jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah
ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan
pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit
Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”
Sejak dimulainya program imunisasi
di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi
yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
5
1.2
Tujuan
Setelah
menyelesaikan makalah dengan judul “imunisasi
pada bayi”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
- Mampu
mengetahui imunisasi, jenis imunisasi, cara pemberiannya dan komplikasi dari
pemberian imunisasi.
- Sebagai tambahan
pengetahuan bagi calon Bidan professional sehingga saat kita ada di lahan
klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan.
1.3
Rumusan Masalah
Pembahasan imunisasi dapat disusun
dengan format sebagai berikut :
A. Pengertian
Imunisasi
B. Tujuan
Imunisasi
C.
Jenis-jenis Imunisasi
D. Penyakit yang dapat
di vaksinasi
E. Pemberian
Imunisasi Menurut WHO
1.
Sifat fisik
2.
Kontra indikasi
3.
Dosis
4.
Tempat pemberian
5.
komplikasi 6
1.4
Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini
menggunakan metode kepustakaan dimana dalam pengumpulan data yakni melalui
penelitian dokumen, yang datanya di peroleh dari berbagai informasi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal
dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu
penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu
saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak
karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga
rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya
dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan
untuk membentuk kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya :
- Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
- Potensi antigen yang disuntikkan
- Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya
imunisasi tersebut akan bergantung dari factor yang mempengaruhinya sehingga
kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak. 8
2.2 Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi
adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit
infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada
penderitanya.
2.3
Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua
yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Ø IMUNISASI AKTIF
Merupakan pemberiaan zat sebagai
antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh
mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan
humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka
tubuh secara cepat dapat merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :
a. Imunisasi aktif alamiah adalah
kekebalan tubuh yang secara otomatis di peroleh sembuh dari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan adalah
kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang di berikan untuk mendapatkan
perlindungan dari suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat
macam kandungan dalam setiap vaksinya
anyara lain:
1). Antigen merupakan bagian
dari vaksin yang berfungsi sebagai zat
atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
9
2). Pelarut dapat berupa air steril
atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3). Preservatif, stabilizer, dan
antibiotika yang berguna untuk menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk
srabilisasi antigen.
4). Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium
yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
Ø IMUNISASI
PASIF
Merupakan pemberian zat
(immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi
yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Imunisasi pasif ada dua , yaitu :
a. Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibodi yang di dapat
seorang karena di turunkan oleh Ibu yang merupakan orang tua kandung , langsung
ketika berada dalam kandungan.
b. Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di
peroleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu.
10
2.4 Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi
dan anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan :
A. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC
yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang selaput
otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG
ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberiaan imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG
pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudiaan cara pemberiaan
imunisasi BCG melalui intra derma. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus
pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional, dan reaksi panas.
2. Kontra Indikasi
v Adanya penyakit kulit yang berat
atau menahun seperti eksim, furunkolis, dan sebagainya.
v Mereka yang sedang menderita TBC.
3. Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi
dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah
menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan
meninggalkan tanda parut. 11
Kadang-kadang terjadi pembesaran
kelenjar regional di ketiak dan atau di leher, terasa padat tetapi tidak sakit,
tidak perlu di obati akan sembuh dengan sendirinya
B. Imunisasi PPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin
yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan
tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi
pemberiaan imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberiaan pertama zat
anti terbentuk masih sangat sedikit
(tahap pengenalan) terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti,
kedua dan ketiga terbentuk zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT
antar umur 2-11 bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi
DPT melalui intra muscular.
2. Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek
ringan dan efek berat, efek ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat
penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang
lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
shock.
3. Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada
periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan
kontra indikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis
pertama, komponen pertusis harus dihilangkan pada dosis kedua dan untuk
meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT. 12
C. Imunisasi Polio
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan
kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Frekuensi pemberiaan imunisasi polio adalah empat kali. Waktu pemberiaan
imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval pemberiaan empat minggu.
Cara pemberiaan imunisasi polio melalui oral.
2. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek
samping . efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat
jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 :1998)
3. Kontra
Indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun
jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat
diberikan setelah sembuh.
D. Imunisasi Campak
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberiaan imunisasi campak adalah satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak
pada umur 9-11 bulan. Cara pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan. 13
2. Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi
ruam pada tempat suntikan dan panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksin.
3. Kontra
Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu yang di
duga menderita gangguan respon imun seperti leukemia, lymphoma.
E. Imunisasi Hepatitis B
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian
imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B pada umur
0-11 bulan. Cara pemberiaanya adalah intramuscular.
2. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit,
kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.
3. Kontra
Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin.
Seperti vaksin-vaksin yang lain, vaksin ini tidak boleh diberikan pada
penderita infeksi berat yang disertai kejang.
F. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan
Rubela)
14
1.
Indikasi
Merupakan imunisasi yang
digunakan dalam memberikan atau mencegah
terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps) dan
rubela (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah
virus campak strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan
virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun
karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih
ada, khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang
monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan
MMR pada usia 15-18 bulan.
2. Efek Samping
Efek samping vaksin porotitis
biasanya berupa pembengkakan kelenjar liur yang timbul 10-14 hari setelah
vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek sampingnya terinfeksi rubella
ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan, pusing ruam, dan pembengkakan
kelenjar.
G. Imunisasi Tiphus Abdominalis
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit tifus
abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat tiga jenis vaksin
tifus abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan
(vivotf, berna) dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhim Vi, Pasteur
meriux) pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan
adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi
awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat minggu kemudian
penguat setelah satu tahun kemudian. 15
Pada vaksin kuman yang dilemahkan
dapat diberikan dalam bentuk capsul ateric coated sebelum makan pada hari 1,2,5
pada anak diatas usia 6 tahun dan pada antigen capsular diberikan pada usia
diatas dua tahun dan dapat diulang tiap tiga tahun.
H. Imunisasi Varicella
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella
merupakan virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntukan tunggal pada usia 12 tahun di daerah
tropic dan bila diatas usia 13 tahun
dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
I.
Imunisasi Hepatitis A
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. pemberiaan imunisasi ini dapat
diberikan pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal dengan menggunakan
vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated) dengan 2
suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam bulan kemudiaan dan
apabila menggunakan vaksin MSD dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0,
6 dan 12 bulan.
J. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. 16
Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi
(PRP; purified capsular polysacharide) kuman H. Influenzae tipe b , antigen
dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti
toksoid tetanus (PRP- OMPC). Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T
dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP
OMPC dilakukan dengan suntikan dengan interval dua bulan kemudian bosternya
dapat dilakukan pada usia 18 bulan.
2. Efek Samping
Efektivitas vaksi HIB sekitar 95 %
dan relative aman meskipun menimbulkan reaksi local berupa rasa nyeri dan
kemerahan pada sekitar 5-15 % bayi.
2.5
Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Ø Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya
melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah
manusia, imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.
Ø Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh
Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis, dan intermedium, yang menular
melalui percikan ludah yang tercemar. gejala ringan berupa membran pada rongga
hidung dan gejala berat apabila terjadi obstruksi jalan napas karena mengenai
laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan kelenjar sekitar leher
membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit ini adalah DPT.
17
Ø Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh
Bordetella. Penularan melalui droplet, bahayanya dapat menyebabkan pneumonia
yang dapat menimbulkan kematian. Gejala berupa batuk pilek, untuk mencegah
penyakit ini maka kita gunakan imunisasi DPT.
Ø Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh
Mycobacterium tetani. Gejala awal ditunjukkan dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada
penyakit ini hanya diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi
yang diberikan tidak haya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.
Ø Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus
polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang myelin atau serabut otot. Gejala awal tidak
jelas, dapat timbul gejala demam ringan
dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui
droplet atau fekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi
dengan menggunakan vaksinasi polio, bahkan dapat eradikasi dengan
cakupan polio 100%.
Ø Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah
virus morbili yang menular melalui droplet, gejala awal ditunjukkan dengan
adanya kemerahan yang mulai timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan
menjalar ke wajah dan anggota badan, imunisasi yang diberikan pada usia 9 bulan
dengan rasional kekebalan dari ibu terhadap penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9
bulan.
18
Ø Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh
virus hepatitis B yang menyerang kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan
ibu pengidap, sedangkan secara horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu
narkotika, pasien hemodialisis. Gejala yang muncul tidak khas, seperti
anoreksia, mual dan kadang-kadang ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi
hepatitis B diberikan pada bayi 0-11bulan dengan maksud untuk memutus rantai
penularan dari ibu ke bayi.
2.6
Pemberian Imunisasi Menurut WHO
1. Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis
yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan
atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.
Vaksin dibagi menurut:
·
Sensitivitas
terhadap suhu
a.
Vaksin yang Sensitive terhadap beku (freeze
sensitive = FS), yaitu : DPT, DT, TT, Hepatitis B dan DPT-HB
b.
Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat
sensitive = HS), yaitu : vaksin campak, polio, dan BCG
·
Substrat
pembuatannya
a. Vaksin
kuman yang hidup dilemahkan seperti :
Virus campak dalam vaksin campak 19
Virus polio dalam sabin pada vaksin
polio
Kuman TBC dalam vaksin BCG
b. Vaksin dari
kuman yang dimatikan seperti :
Bakteri pertusis dalam DPT
Virus polio jenis salk dalam vaksin
polio
c. Vaksin
dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :
Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria,
toxoid dalam DPT
d. Vaksin yang
terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis B
2.
Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi.
Ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi
pada anak:
Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin
virus hidup
Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun,
seperti sitostatika, transfuse darah, dan immunoglobulin
Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti
pertusis
20
3.
Dosis
Jenis
vaksin Dosis
F BCG 20/Ampul
F DPT 10/Vial
F Polio 10/Vial
F Campak 10/Vial
F Hepatitis B uniject 1/Kemasan
F DT 10/Vial
F TT 10/vial
F DPT-HB 5/Vial
4.
Tempat Pemberian
Cara pemberian imunisasi dasar
(Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000)
Vaksin
|
Dosid
|
Cara dan tempat pemberiaan
|
BCG
|
0,05 cc
|
Intrakutan tepat di insersio
muskulus deltoideus kanan
|
DPT
|
0,5 cc
|
Intramuskular
|
Polio
|
2 tetes
|
Diteteskan ke mulut
|
Campak
|
0,5 cc
|
Subkutan, biasanya lengan kiri
atas
|
Hepatitis B
|
0,5 cc
|
Intramuscular pada paha bagian
luar
|
TT
|
0,5 cc
|
Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus
|
21
5.
Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi
pada penyakit campak seperti otitis media, konjungtivitis berat, enterititis,
dan pneumonia, terlebih pada anak dengan status gizi buruk.
PANDANGAN 5 AGAMA TENTANG IMUNISASI
PADA BAYI
Agama Hindu , Agama Islam , Agama
Budha , Agama Kristen Protestan dan Agama Kristen Katolik :
- Umumnya setiap agama mengharapkan
Imunisasi ini dapat memberikan hal yang positif pada bayi maupun Ibu. Oleh
karena itu Imunisasi pada bayi harus dilaksanakan dengan pengawasan yang
efektif sehingga tidak ada kesalahan dalam pemberian obat tersebut , Bagi
setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif
ke posyandu agar menghindari dan mencegah timbulnya / gejala suatu penyakit
pada Bayi.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Dari pembasan masalah di atas dapat
di simpulkan bahwa pengertian dari Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari pembahasan
di atas adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis
imunisasi, penyakit yang dapat di vaksinasi , cara pemberiannya dan komplikasi
dari pemberian imunisasi. Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan
professional sehingga saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai kode etik kebidanan.
3.2
SARAN
Berdasarkan
kesimpulan di atas maka di sarankan :
Perlu peningkatan ilmu pengetahuan
dan teknologi tentang imunisasi di kalangan paramedis sehingga pelayanan
kesehatan khususnya imunisasi dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan
pelayanan kesehatan.
Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang
sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga
masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
23
Bagi setiap Ibu agar selalu
memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke posyandu atau
tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di beri Imunisasi dapat mencegah bayi
dalam berbagai penyakit.
24
DAFTAR
PUSTAKA
1. A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan 1.Jakarta :Buku Kedokteran EGC 2009. Hal
98-101
25
Makasih ya atas penjelasannya :)
BalasHapuso iya, saya numpang Copas :)
Mksih infonya
BalasHapusijin copas yah